Assalamu'alaikum...
Pembahasan terhadap inflasi menjadi salah satu topik penting yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro, karena inflasi merupakan salah satu insrumen yang berperan dalam peningkatan produk nasional sepanjang inflasi tersebut masih dapat dikendalikan dalam tingkat yang rendah. Dilain sisi inflasi yang tinggi dan tidak terkendali akan menjadi masalah besar yang menakutkan bagi perekonomian karena berbagai dampak negatif yang akan ditimbulkannya.
Inflasi merupakan suatu
kejadian yang menunjukkan kenaikan tingkat harga secara umum dan berlangsung
secara terus-menerus. Dari definisi tersebut kita dapat mengatakan telah
terjadi inflasi dengan mengamati 3 kriteria yaitu :
- Terjadinya kenaikan harga
- Kenaikan harga yang terjadi adalah bersifat umum, maksudnya kenaikan harga suatu barang akan mengakibatkan kenaikan harga barang lain. Jika kenaikan suatu barang tidak memberikan pengaruh atau kenaikan terhadap barang lain, keadaan ini tidaklah dapat kita katakan sebagai inflasi.
- Keadaan tersebut di atas terjadi terus-menerus dalam rentang waktu tertentu, maksudnya jika kenaikan harga tersebut terjadi sesaat dan kemudian turun lagi, hal tersebut belum dapat kita katakan sebagai inflasi. Rentang waktu kenaikan harga yang diperhitungkan dalam konteks inflasi adalah minimal 1 bulan.
Laju Inflasi
Merupakan
tingkat perubahan harga secara umum untuk berbagai jenis produk dalam rentang
waktu tertentu (bulanan, triwulanan, tahunan). Indikator untuk menghitung
inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK), indeks harga produsen atau
perdagangan besar (IHP) dan indeks harga implisit (GNP Deflator).
Jenis Inflasi
Inflasi
dapat dikelompokkan kepada beberapa jenis berdasarkan pada tingkat laju inflasi
dan berdasarkan pada sumber atau penyebab inflasi.
Inflasi berdasarkan
tingkat / laju inflasi dapat dikelompokkan menjadi :
- Moderate inflation, adalah inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga-harga secara lambat dan biasanya laju inflasi berkisar antara 7-10%.
- Galloping inflation, adalah inflasi ganas dengan laju inflasi berkisar antara 20-100%, ditandai dengan merosotnya nilai uang dengan cepat, sehingga orang tidak suka memegang uang atau orang lebih memilih memegang barang dari pada memegang uang, kredit jangka panjang didasarkan pada indeks harga atau menggunakan mata uang asing seperti dolar dan kegiatan investasi masyarakat lebih banyak terfokus di luar negeri. Inflasi jenis ini dapat menimbulkan gangguan-gangguan serius terhadap perekonomian dan timbulnya distorsidistorsi besar dalam perekonomian.
- Hyper inflation, adalah inflasi yang tingkat laju inflasinya sangat tinggi (di atas 100%), inflasi ini sangat mematikan kegiatan perekonomian masyarakat.
Inflasi
berdasarkan sumber atau penyebabnya dapat dibedakan menjadi :
- Demand pull inflation, biasanya terjadi ketika perekonomian sedang berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya daya beli akan sangat tinggi. Daya beli yang tinggi akan mendorong permintaan melebihi total produk yang tersedia. Permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, akibatnya timbul inflasi.
- Cost push inflation, terjadi jika biaya produksi mengalami kenaikan secara terus menerus. Kenaikan biaya produksi dapat bermula dari kenaikan harga input seperti kenaikan upah minimum, kenaikan harga bahan baku, kenaikan tarif listrik, kenaikan BBM, dan kenaikan-kenaikan harga input lainnya yang mungkin semakin langka dan harus di impor dari luar negeri.
- Imported inflation, inflasi ini bersumber dari kenaikan harga-harga barang impor, terutama barang yang diimpor tersebut mempunyai peranan penting dalam setiap kegiatan produksi.
Dampak Inflasi
Inflasi yang
tinggi tidak akan menggalakkan perkembangan perekonomian suatu negara. Hal-hal
yang mungkin timbul akibat dari inflasi yang tinggi adalah :
- Ketika biaya produksi naik dan kondisi harga tidak menentu akibat inflasi, hal ini akan sangat merugikan pengusaha dan mengalihkan kegiatan investasi menjadi kegiatan yang kurang mendorong produk nasional, seperti tindakan spekulan yang ingin mencari keuntungan sesaat, beralihnya investasi dari sektor produktif kepada sektor nonproduktif seperti jual beli asset tetap berupa tanah dan bangunan, sehingga kegiatan ekonomi akan menurun dan berdampak pada turunnya produk nasional dan meningkatnya angka pengangguran.
- Inflasi memberikan efek yang buruk pada perdagangan dan mematikan pengusaha dalam negeri. Hal ini dikarenakan kenaikan harga menyebabkan produk-produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk negara lain sehingga kegiatan ekspor menurun dan impor meningkat.
- Karena tidak seimbangnya ekspor dan impor akibat inflasi akan memperburuk keadaan neraca pembayaran, yaitu ketidak seimbangan antara dana yang masuk dan keluar negeri.
Jika ditinjau
dari kesejahteraan masyarakat, dampak buruk dari inflasi yang tinggi adalah :
- Menurunkan pendapatan riil yang diterima masyarakat, dan ini sangat merugikan orang-orang berpenghasilan tetap, karena pada saat inflasi kenaikan tingkat upah tidak secepat kenaikan harga barang di pasar.
- Inflasi akan menurunkan nilai kekayaan yang berbentuk uang, karena nilai riil uang akan menurun walaupun nominal uang yang dimiliki adalah tetap.
- Inflasi akan memperburuk distribusi pendapatan, karena bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap dan hanya memiliki kekayaan dalam bentuk uang bisa-bisa jatuh miskin, sebaliknya bagi masyarakat yang menyimpan kekayaan dalam bentuk tanah dan bangunan akan akan terjadi peningkatan kekayaan baik riil ataupun nominal. Demikian pula yang terjadi terhadap pedagang, pendapatan riil mereka akan dapat bertahan dan mungkin meningkat pada saat inflasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang budiman, mohon untuk memberikan komentar yang membangun.