Sabtu, 02 Oktober 2021

Siklus Bisnis

Sebuah perekonomian tidak mungkin mengalami pertumbuhan yang pesat secara terus menerus, adakalanya sebuah perekonomian akan mengalami kelesuan. Kelesuan ekonomi menunjukkan produktivitas yang rendah dan tingginya tingkat pengangguran. Sedangkan ketika perekonomian mengalami kemajuan, sering diikuti dengan meningkatnya tingkat harga sehingga menimbulkan inflasi. Kita dapat memahami fenomena perekonomian seperti yang digambarkan di atas melalui siklus bisnis.

Siklus bisnis (business cycle) atau siklus ekonomi atau konjungtur merupakan gelombang turun naiknya kegiatan perekonomian suatu negara. Gelombang kegiatan ekonomi tersebut dapat dilihat dari :

  • Perkembangan jumlah produk nasional
  • Perkembangan harga
  • Serta perkembangan kesempatan kerja.

Tahapan / Fase Siklus Bisnis

Gelombang siklus bisnis terdiri dari dua fase yaitu :

1. Fase Expansion, terdapat dua kondisi pada fase ini :

Recovery, merupakan fase pemulihan ekonomi atau fase dimana perekonomian bangkit kembali setelah depresi dengan ditandai :

    • Adanya gerakan peningkatan produk nasional
    • Kesempatan kerja mulai meningkat
    • Upah cenderung mengalami kenaikan
    • Kentungan perusahaan mengalami peningkatanKegiatan ekonomidisebut ekspansi bila terjadi kenaikan selama minimal 2 triwulan berturut-turut.
Prosperity, merupakan fase dimana perekonomian mencapai kemakmuran dengan ditandai :

    1. Tingkat upah dan kesempayan kerja berada pada kondisi ideal
    2. Pertumbuhan ekonomi disebut mencapai “boom” apabila kegiatan ekonomi meningkat dengan pesat, sehingga pertumbuhan ekonomi naik dan kemakmuran mencapai puncak (peak) atau perekonomian disebut mencapai upper-turning point.
2. Fase Contraction, terdapat dua kondisi pada fase ini :
Recession, merupakan fase perekonomian yang sedang mengalami kemunduran, laju pertumbuhan ekonomi turun ditandai dengan :

    • Nilai produk nasional (GNP) yang semakin rendah
    • Tingkat upah dan kesempatan kerja menurun
    • Keuntungan perusahaan mengalami kemerosotan
Depession, fase dimana perekonomian mengalami krisis ditandai dengan :
    • Kegiatan perekonomian turun secara sangat tajam, kesempatan kerja sangat rendah dan tingkat upah berada dibawah tingkat subsisten.
    • Jika krisis ekonomi berlangsung terus menerus, akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi mencapai titik lembah paling rendah (trough) atau perekonommian dapat dikatakan mencapai lower-turning point.


Dari kurva siklus bisnis di atas kita dapat melihat bahwa suatu negara berada dalam kondisi :

  1. Expansi, adalah kondisi perekonomian yang terjadi pada garis A-B dan C-D.
    • Recovery terjadi pada sepanjang garis A-F dan C-H.
    • Prosperity terjadi pada sepanjang garis F-B dan H-D.
  2. Kontraksi, adalah kondisi perekonomian yang terjadi pada garis B-C dan D-E.
    • Resesi terjadi pada sepanjang garis B-G dan D-I.
    • Depresi terjadi pada sepanjang garis G-C dan I-E.
  3. Pada titik B dan D perekonomian berada dalam kondisi upper-turning point atau berada dalam kondisi peak (puncak).
  4. Pada titik A, C dan E perekonomian berada dalam kondisi lower-turning point atau berada dalam kondisi trough (lembah).
  5. Trend dari siklus bisnis menanjak naik, artinya dalam jangka panjang perumbuhan ekonomi semakin maju atau berkembang.


Durasi Siklus dan faktor Yang Mempengaruhinya

Terdapat beberapa variasi siklus jika dilihat dari rentang waktu yang dibutuhkan dalam satu pergerakan:

  1. Siklus jangka pendek(Kitchin Cycle), dengan durasi 3-4 tahun ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923) dipengaruhi oleh faktor alam dan adat istiadat atau kebiasaan.
  2. Siklus jangka menengah (Juglar Cycle), dengan durasi 7-11 tahun ditemukan oleh Clemen Juglar (1860) dipengaruhi oleh faktor ekternal yaitu siklus matahari yang bardaur ulang 11 tahun sekali, siklus matahari ini akan mempengaruhi iklim dan cuaca di setiap negara sehingga mempengaruhi output nasional.
  3. Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle), denngan durasi 48-60 tahun ditemukan oleh Nikolai D Kondratief (1925) dipengaruhi oleh invention and innovation yaitu adanya ciptaan dan penemuan baru dalam kegiatan ekonomi.

 

Teori Siklus Bisnis

Siklus bisnis terjadi akibat dari pergeseran permintaan aggregate demand (AD).

  • Bila terjadi penurunan permintaan agregat maka output aktual akan turun, sehingga kesenjangan antara output aktual dan output potensial semakin besar, kondisi ini akan menimbulkan resesi.
  • Bila terjadi peningkatan permintaan agregat maka output aktual akan naik, sehingga kesenjangan antara output aktual dengan output potensial menjadi semakin kecil, kondisi ini akan menimbulkan ekspansi.

 

Selanjutnya teori siklus bisnis dapat dibagi menjadi dua pendekatan :

  1. Teori-teori eksternal, menyatakan bahwa akar siklus bisnis terletak pada fluktuasi suatu hal yang berada diluar sistem ekonomi, seperti perang, revolusi, iklim dan cuaca, pertumbuhan penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  2. Teori-teori internal, menyatakan bahwa siklus bisnis disebabkan oleh mekanisme yang berada dalam sistem ekonomi itu sendiri, seperti :

    • Aktivitas moneter berupa ekspansi dan kontraksi jumlah uang dan kredit.
    • Aktivitas akselerator multiplier karena terjadi kegiatan investasi.
    • Aktivitas kebijakan fiskal dalam mengendalikan APBN.

Siklus bisnis tidak dapat dihindari, hal ini dikarenakan banyaknya faktor-faktor eksternal dan internal yang sangat sulit untuk diprediksi. Di samping itu pengaruh ekonomi terbuka akan mempersulit dalam prediksi perkembangan kegiatan ekonomi negara-negara lain yang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.

Yang dapat dilakukan adalah mengrangi dampak negatif dari siklus ekonomi dengan berupaya agar gap atau ketimpangan yang terjadi antara output aktual dan output potensial tidak terlalu besar, yang artinya gelombang naik turun siklus ekonomi semakin kecil dengan terus mengupayakan trend perkembangan ekonomi jangka panjang terus meningkat.

Dalam mengelola siklus ekonomi diperlukan kombinasi kebijakan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam kebijakan ekonomi jangka pendek, kebijakan moneter dan fiskal bertujuan untuk meningkatkan stimulus permintaan. Sedangkan dalam kebijakan ekonomi jangka panjang, kebijakan moneter dan fiskal lebih diarahkan kepada stimulus penawaran, misalnya kebijakan pemberian kredit jangka panjang dan kebijakan di bidang pendidikan.

Dalam silus bisnis jangka panjang terdapat 3 trend yang mungkin terjadi :

  1. Trend yang menanjak, artinya pertumbuhan ekonomi jangka panjang mengalami kemajuan.
  2. Trend yang mendatar, artinya pertumbuhan ekonomi jangka panjang tidak mengalami kemajuan tetapi tidak juga mengalami kemunduran.
  3. Trend yang menurun, artinya pertumbuhan ekonomi jangka panjang mengalami kemunduran.

 

SUMBER

Asfia Murni, 2016. Ekonomika Makro Ed. Revisi, Bandung, PT. Refika Aditama



Catatan: 
Akselerator Multiplier adalah sebuah model yang menjelaskan bagaimana perubahan dalam investasi dan output saling memperkuat satu dengan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang budiman, mohon untuk memberikan komentar yang membangun.